A. Karakteristik Anak yang Memerlukan
Layanan Pendidikan Khusus
Berdasarkan sejarah panjang yang ada, peraturan
hukum yang dibuat, serta pendapat para ahli, maka anak berkebutuhnan khusus
didefinisikan sebagai “Anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa
dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik,
psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan /
kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputimereka yang tuli, buta,
mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental, gangguan emosional,
juga anak-anak yang berbakat dengan inteligensi yang tinggi, dapat
dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus / luar biasa, karena memerlukan
penanganan yang terlatih dari tenaga profesional.” (Suran dan Rizzo, 1979 dalam
Mangunsong, F 2009).
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah
Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3)
menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang: a.
tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki
gangguan motorik; k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang,
dan zat adiktif lain; dan l. memiliki kelainan lain.
1. Karakteristik
Mental
a. Anak
memiliki penyimpangan intelektual subnormal di bawah rata-rata, mempunyai
ciri-ciri: lamban dalam belajar, fungsi intelektual di bawah rata-rata
menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptasi dan komunikasi tidak lancar.
b. Anak
memiliki intelektual luar biasa tinggi (intellectually
superior), mempunyai karakteristik berbeda-beda, karena berbagai jenis
keberbakatan berbeda dari karakteristik masing-masing. Menurut Mulyono dan
Sudjadi (1994), keberbakatan terbagi dalam beberapa jenis antara lain
keberbakatan intelektual, keberbakatan akademik, keberbakatan kreatif,
keberbakatan kepemimpinana dan sosial, keberbakatan seni yang terdiri dari
keberbakatan musik dan seni rupa.
Berikut karakteristik anak dengan
prestasi kreatif tinggi menurut Taft dan Gelchrist dalam Kitano dan Kerby
(1986) :
·
Memiliki rasa ingin tahu yang besar
·
Cenderung mengerjakan sesuatu dengan
cara mereka sendiri
·
Lebih menyukai kerja sendiri
·
Senang bereksperimen tentang apa saja
·
Aktif berimajinasi
·
Mampu berpikir dan banyak cara untuk
mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalaha
·
Cenderung merespon atau bereaksi dengan
cara yang tidak dapat diduga-duga
·
Mampu menghasilkan ide-ide orisinil
·
Sangat berani mengambil resiko
·
Memiliki sensitivitas terhadap keindahan
·
Memiliki ketajaman atau rasa humor yang
tinggi
·
Kurang tertarik pada detail
·
Kurang perhatian terhadap adaptasi
sosial
Berikut
karakteristik anak berbakat intelektual menurut Terman dalam Conny, AS Munandar,
SCU Munandar (1987):
·
Kesiagaan mental
·
Kemampuan pengamatan (observasi)
·
Keinginan untuk belajar
·
Daya konsentrasi
·
Daya nalar
·
Kemampuan membaca
·
Ungkapan verbal
·
Kemampuan menulis
·
Kemampuan mengajukan pertanyaan yang
baik.
Selain
itu, ia juga :
·
Menunjukkan minat yang luas
·
Berambisi untuk mencapai prestasi yang
lebih tinggi
·
Mandiri dalam memberikan pertimbangan
·
Dapat memberi jawaban tepat dan langsung
ke sasaran (to the point)
·
Mempunyai rasa humor yang tinggi
·
Melibatkan diri sepenuhnya dan ulet
menghadapi tugas yang diminati
2. Karakteristik
Anak Bergangguan Sensorik
a. Kerusakan
penglihatan, memiliki ciri-ciri :
·
Tunanetra total, karakteristik fisik
memperlihatkan gerakan-gerakan jari atau tangan yang diketuk-ketuk
berulang-ulang, kemudian kemampuan bahasa verbal baik karena dengan kemampuan
auditori dan taktil yang berperan lebih. Pengalaman visual berpengaruh pada
psikologis mereka sehingga mereka menjadi sensitif, mudah tersinggung, selalu
disertai rasa curiga, rendah diri, kritis, suka melamun, dsb. Dampak secara
sosial, anak tunanetra memiliki sifat pemberani, ketergantungan sangat tinggi,
cenderung menarik diri dari lingkungan.
·
Tunanetra kurang Lihat, karakter mereka
masih baik secara fisik, psikis, sosial maupun intelektual. Menurut anastasya W
dan Imanuel H (1994) menjelaskan kararteristik anak tunanetra yang kurang awas
sebagai berikut :
o
Selalu mencoba mengadakan fixition atau
melihat suatu benda dengan memfokuskan pada titik-titik benda.
o
Menangapi rangsang cahaya yang datang
padanya, terutamapada benda yang terkena sinar, disebut visualisasi vision.
o
Bergerak dengan percaya diri baik di
rumah maupun di sekoolah.
o
Merespon warna.
o
Mereka dapat menghindari
rintangan-rintangan yang berbentuk besar dengan sisa penglihatannya.
o
Memiringkan kepala jika akan memulai dan
melakukan suatu pekerjaan.
o
Mampu mengikuti gerak benda dengan sisa
penglihatannya.
o
Tertarik pada benda yang bergerak dan
berusaha mencari benda jatuh selalu menggunakan penglihatannya.
o
Mereka akan menjadi penuntun temannya
yang buta.
o
Jika berjalan sering membentur atau
menginjak benda tanpa disengaja.
o
Berjalan dengan menggeserkan atau
menyeretkan kaki atau salah langkah.
o
Kesulitan dalam mencari atau menunjuk
benda kecuali warnanya kontras.
o
Kesulitan melakukan gerakan-gerakan
halus dan lembut.
o
Selalu melihat benda dengan global atau
menyeluruh.
o
Koordinasi antara mata dan anggota badan
lemah.
·
Karakteristik yang mengalami gangguan
pendengaran.
o
Menurut telford dan sawrey (1981) yang
dikutipoleh frida mangunsong gejala-gejala ketunarunguan :
§ Ketidakmampuan
memusatkan perhatian yang sifatnya kronis.
§ Kegagalan
merespon jika diajak bicara.
§ Terlambat
berbicara atau melakukan kesalahan artikulasi.
§ Mengalami
kerterbelakangan di sekolah.
·
Karakteristik anak yang mengalami
gangguan neuromotor atau fisik.
o
Ciri-cirinya mereka mengalami gangguan
gerak atau gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan neurologis, bawaan,
infeksi dan faktor kelainan di otak.
o
Menurut Ahmad Thoha Muslim dan
Sugiyarmin (1996) bahwa gerak tidak normal adalah gerakan tubuh yang secara
keseluruhan menyimpang baik dilihat dari keadaan otot yang disebut tanus otot
maupun sifat pola gerakan sendi atau gerak kinematik serta derajatnya, baik
secara lokal maupun keseluruhan. Anak yang mengalami kecacatan fisik disertai
dengan gerak yang tidak normal ini disebut anak tunadaksa.
o
Gangguan fisik atau motorik bukan anak
tunadaksa, tetapi terdapat pula gangguan gerak yang ringan, yaitu anak
yangmengalami disgrafia. Anak tersebut mengalami gerakan yang tidak
terkontrol,kurang koordinasi, bergetar (tremor), kaku (spastik) atau kelumpuhan
lengan atau kari-jari tangan.
o
Menurut Mulyono A (1996) yang di kutip
dari Lerner (1981), mengemukakan mengenai perkembangan gangguan motorik yang
sering di perlihatkan dalam bentuk adanya gerakan melimpah (over flow
movement), misalnya ketika anakingin menggerakan tangan kanan tangan kirinya
ikud bergerak tanpa sengaja, kemudian kurangya koordinasi dalam aktifitas
motorik, kesulilitan dalam koordinasi motorik halus (fine motor), kurang dalam
kegiatan tubuh (body image), kurang pemahaman dalam hubungan arah atau ruang,
serta memiliki keraguan lateralitas (konfused laterality)
o
Menurut Sri Widati, 1999
1) Adanya
gangguan motorik yang berupa kekauan, kelumpuhan, gerakan-gerakan yang tidak
dapat dikendalikan, gerakan ritmis,dan gangguan keseimbangan.
2) Adanya
gangguan sensoris yaitu kelainan pengelihatan, pendengaran dan kemampuan kesan
gerak dan raba
3) Tingkat
kecerdasan yang bervariasi
4) Mengalami
gangguan atau keterbatasan dalam kognisi
5) Mengalami
gangguan bicara disebabkan oleh kelainan motorik otot-otot bicara.
6) Mengalami
kelainan emosi dan sosial
o
Karakteristik anak yang mengalami penyimpangan perilaku sosial
Kaufman
dalam Cartwight (1984) dikutip dalam Frida Manungsong (1998) yaitu anak yang
mengalami gangguan perilaku yang emberikan respon-responyang bersifat kronis
dan jelas tidak dapat diterima secara sosial oleh lingkungan, dan atau
cara-cara yang secara personal kurang memuaskan, tetapi masih dapat dididik
agar dapat berperilaku yang dapat diterima oleh kelompok sosial dan memuaskan
diri sendiri
Menurut
Frida Manungsong (1998), ciri-ciri penyimpangan sebagai berikut:
-
Memeiliki IQ dibawah rata-rata dan
secara relatif hanya beberapa yang memilikiskor diatas rata-rata. Disekolah
mereka cenderung underachiment
-
Tingkah laku tidak terarah, gangguan
kepribadian, tidak matang atau tidak dewasa dalam sikap serta sering atau suka
terlibat dalam perlanggaran sosial.
o
Karakteristik anak yang mengalami
gangguan komunikasi
American
Speech Language Hearing Asociation dikutip oleh H. Kauffman (1991) terdapat 2
macam ganguan komunikasi yaitu tuna wicara (speech disoder) dan gangguan bahasa
(language disorder)
Gangguan
wicara digolongan menjadi 3, yaitu gangguan suara, artikulasi dan gangguan
kelancaran bicara (Mulyono A. Dan Sudjadi S.,1994).
Gangguan
komunikasi berkisar pada kemampuan berfikir, bernalar masalah-masalah sosial
emosional (psikis dan komunikasi)
B. Kebutuhan umum anak yang memerlukan
layanan pendidian khusus
Menurut
Witmer dan Kontinsky Frameton dan Gall (1955) ada delapan kebutuhan yang
merupakan tahap-tahap kepribadian yaitu :
1. Perasaan
terjamin kebutuhannya akan terpenuhi.
2. Perasaan
berwewenang mengatur diri.
3. Perasaan
bebuat mnurut prakarsa sendiri.
4. Perasaan
puas melaksanakan tugas.
5. Perasaan
bangga atas identitas diri.
6. Perasaan
keakraban.
7. Perasaan
keorangtuaan.
8. Perasaan
integrasi.
Kebutuhan fisik
dan sosial anak berkebutuhan khusus antara lain :
1.
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan
fisik anak berkebutuhan khusus sama dengan anak normal antara lain makan,
minum, berpakaian, perumahan, dan lain-lain. Mereka juga membutuhkan perawatan
kesehatan dan perawatan badan. Selain itu, mereka juga butuh sarana untuk
bergerak, bermain, berolah raga, berekreasi, dan lain-lain.
2.
Kebutuhan Kejiwaan
a. Kebutuhan
akan penghargaan
Anak berkelainan pun membutuhkan
perhatian, pujian, penghargaan, dan lain-lain. Namun banyak orang tua yang
dirasa kurang hangat terhadap anak-anak mereka hanya karena jarang atau bahkan
tidak pernah mengungkapkan penghargaan terhadap kegiatan atau sikap anak.
b. Kebutuhan
akan komunikasi
Sebagai manusia, anak berkebutuhan
khusus juga ingin mengungkapkan tentang dirinya. Mereka punya perasaan,
keinginan, ide atau gagasan, dll. Mereka juga menyimpan banyak pertanyaan dan
permasalahan. Mereka tidak dapat menyembunyikannya, namun mereka tidak dapat
atau susah untuk mengungkapkannya. Hal ini biasa terjadi pada anak berkelainan
berat dan sangat berat.
c. Kebutuhan
sosial (berkelompok)
Kebutuhan ini meliputi diakui sebagai anggota
keluarga, diakui di depan teman-teman, mendapat kedudukan dalam kelompok,
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan, pengalaman rekreasi dan olahraga sederhana,
pengalaman menjadi anak berguna, atau pengalaman hidup dengan penuh bahagia.
Kebutuhan tersebut berbeda-beda tingkatnya tergantung pada berat-ringannya
ketunaan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar