A.
Pengertian
Metode Maternal Reflektif
atau Metode Percakapan Reflektif
adalah metode yang sering digunakan ibu sewaktu berbicara dengan bayi yang
belum memiliki bahasa. Metode Maternal Reflektif dapat disingkat MMR. Dalam metode ini, bahasa
disajikan sewajar mungkin pada anak, baik secara ekspresif maupun reseptifnya
dan menuntun anak secara bertahap dapat menemukan sendiri tata bentuk bahasa
melalui refleksi terhadap segala pengalaman bahasa. Dr. A. Van Uden
berkesimpulan bahwa metode ini adalah metode paling tepat bagi anak tunarungu
yang belajar berbahasa lisan.
Sang ibu sering berbicara kepada
bayinya yang belum bisa berbahasa, bayinya berusaha meniru bicara ibunya. Sang
ibu terus berulang-ulang berbicara, misalnya, “sayai mama”.
Bayinya akan berusaha meniru suara ibunya sedikit demi sedikit seiring
pertumbuhannya. “ma… ma…” Akhirnya bayi
dapat berbicara. Itulah semua adalah cara MMR. Metode ini
dapat dijadikan pijakan bagi anak-anak tunarungu untuk belajar berbahasa,
berbicara, dan membaca ujaran.
Metode Maternal Reflektif (MMR) adalah suatucara atau proses pemberian pengalaman belajar berbahasa lisan yang mengadopsi cara cara seorang ibu dalam memberikan pemerolehan berbahasa kepada anaknya yang belum berbahasa melalui percakapan. Menurut Bunawan dan Susila (2000:89) “Maternal merupakan suatu proses penguasaan bahasa ibu dengan percakapan sebagai porosnya”
B.
Tujuan MMR
1.
Agar anak tunarungu dapat semakin bersikap
oral 2. Agar anak tunarungu dapat dan suka mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan curahan hati
3. Agar anak tunarungu dapat dan suka membaca sendiri
4. Agar anak tunarungu dapat berkomunikasi dengan teman sebayanya yang berpendengarannya normal.
Perkembangan penguasaan bahasa dan
kemampuan berbahasa anak tunarungu yang menggunakan MMR bersumbu pada percakapan. Setiap hari kita
sering berbicara satu sama lain, begitu pula dengan mereka. Yang terpenting
adalah percakapan dimulai dengan seorang anak, kita menangkap maksud atau
pernyataan anak tersebut, lalu menafsirkan pernyataan dengan cara bertanya.
Apabila ada anak salah mengucapkan fonem dan kalimat, kita berusaha
membetulkannya.
Usahakan kita sering bertanya,
mengundang, mangajak, menentang, bahkan berdebat untuk menimbulkan reaksi
spontan dari anak ini sehingga percakapan ada lanjutannya. Percakapan ini akan
menghasilkan anak tersebut dapat bersikap oral dengan lancar, artikulasinya
jelas, dan berani bergaul, serta mencapai kemampuan berbahasa yang maksimal. Motto dari Metode Maternal Reflektif adalah “Apa yang ingin kau katakan ,
katakanlah saja”
C.
Tahapan-tahapan
pelaksanaan
Tahapan-tahapan pelaksanaan Metode Maternal Reflektif dalam
pembelajaran, dikelompokkan
kedalam tiga tahapan, yaitu :
1.
Percakapan
Percakapan merupakan poros pembelajaran dalam
pemberian pengalaman
berbahasa kepada anak
tunarungu. Percakapan yang dikembangkan pada tahapan awal yaitu percakapan dari
hati ke hati, dimana
percakapan dilakukan secara wajar dengan menggunakan bahasa sehari–hari,
spontanitas guru memposisikan sebagai mitra dialog anak, menggunakan asas provokasi dan asas kontras dalam mengarahan materi
percakapan dan memperjelas makna kata yang muncul, menggunakan teknik tangkap dan peran ganda, dan menghadirkan empati dalam memahami apa yang ada dalam perasaan dan pikiran
anak
2.
Visualisasi (display)
Visualisasi kosakata baru yang muncul dari hasil
percakapan, divisualisasikan baik melaui tulisan dipapantulis maupun melalui
penjelasan lisan dan gesti-gesti atau melalui peragaan-peragaan, isyarat, SIBI,
dll. Sehingga terjadi pemahaman terhadap makna kata yang muncul tersebut.
3.
Pembuatan (deposit)
Pembuatan deposit, kosakata yang muncul dari hasil
percakapan yang telah divisualisasikan dalam papan tulis, kemudian disusun
sedemikianrupa sehingga menjadi cerita utuh, biasanya penyusunan kata-kata
tersebut disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat dalam buku kurikulum atau
dijadikan materi pelajaran. Deposit yang disusun
biasanya dijadikan
bahan-bahan belajar untuk pertemuan berikutnya. Deposit yang disusun dapat
dijadikan bahan untuk latihan persepsi bunyi bahasa dan latihan pengucapan.
·
Bahasa dipelajari dalam situasi
percakapan :
1.
Seperti percakapan ibu/ayah
dengan anak
2.
Inisiatif anak mendapat tempat
utama
3.
Termotivasi bercakap terus karena
ada tanggapan
4.
Dibimbing oleh naluri
· Sikap wicara dalam percakapan :
1.
Saling mendengarkan dimana antara
anak dan orang tua atau guru saling bergantian dalam berbicara
2.
Timbal balik terjadi komunikasi
dua arah tanpa instruksi dari guru atau orang tua
3. Santai, terbuka, ramah, bercakap
dengan perasaan senang sehingga materi percakapan yang didapat mudah diingat
anak
4.
Tatap wajah
· Memanfaatkan saat yang tepat
selama proses belajar bahasa :
1.
Sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak
2.
Membahasakan peristiwa/kejadian
3.
Memperkembangkan bahasa dan
budaya
4.
Memperkembangkan pengetahuan
Jika
diungkapkan yang dipelajari tidak jelas dapat mempergunakan alat bantu atau
peraga seperti membuat gambar, menuliskan, memperagakan, dan melihat ke tempat
kejadian.
·
Kelebihan Metode Maternal Reflektif
antara lain :
1.
Memperlancar komunikasi anak
dengan orang lain
2.
Dapat melatih perkembangan bicara
anak dan mengurangi penggunaan bahasa isyarat
3.
Cara penyampaian bahasa lebih
sistematik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar