A. Definisi
dan Pengukuran
Mendefinisikan perilaku agresif sama saja dengan
mendefinisikan ketunalarasan. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya
definisi tentang perilaku agresif secara baku. Setiap orang dapat menetapkan bahwa
suatu perilaku seorang anak termasuk perilaku agresif setelah mengamati,
mendengar, atau melihatnya. Akhirnya, penetapan perilaku agresif tersebut tidak
sangat bersifat subyektif. Hal tersebut dikarenakan setiap orang memiliki
kriteria tersendiri. Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan atas satu
kriteria perilaku agresif.
Bandura (1973), menetapkan beberapa kriteria
perilaku agresif yang dapat dijadikan sebagai suatu patokan, yaitu :
1. Karakteristik
perilaku ini sendiri (apakah serangan fisik, membuat malu, merusak barang
milik, dan sebagainya), apapun pengaruhnya kepada korban
2. Intensitas
perilaku, di sini perilaku dengan intensitas tinggi (berbicara sangat keras
pada seseorang) dianggapagresif, sedangkan perilaku dengan intensitas rendah
(berbicara pelan – pelan) dianggap tidak agresif
3. Ekspresi
sakit, luka, atau perilaku menghindar dari penderita tindakan
4. Kesengajaan
oleh perilaku
5. Karakteristik
pengamat (misalnya jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi, latar belakang etnis,
pengalaman dengan perilaku agresif, dan sebagainya)
6. Karakteristik
perilaku tindakan (misalnya usia, jenis kelamin, pengalaman dengan perilaku
agresif, dan sebagainya)